Evakuasi Mentawai Terhambat
Helikopter MI-17 milik TNI AD mendarat di Desa Eruparabuan, Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, untuk menurunkan bantuan logistik, Senin (1/11/2010). Proses distribusi bantuan korban gempa dan tsunami masih dipusatkan melalui jalur udara dan laut, sementara jalur darat belum dioptimalkan.
Gubernur Bengkulu, Agusrin M Najjamudin, mengiformasikan belum dilakukannya evakuasi kesehatan korban tsunami Mentawai berikutnya karena helikopter MI 17 tidak mampu membawa semua keluarga korban.
"Satu korban keluarganya bisa mencapai 10 orang, jadi untuk dibawa ke Mukomuko, helikopter tidak mampu membawa semua keluarga korban itu sehingga sampai sekarang korban belum ada yang dirujuk di daerah ini," kata Agusrin, Senin (1/11/2010).
Ia mengatakan, masih banyak korban yang membutuhkan pertolongan di Sikakap tetapi keluarga korban tidak bisa melepaskan korban yang dibawa ke daerah ini.
"Saat kami berada di Sikakap, keluarga bersedia melepaskan korban tetapi semua keluarganya ingin ikut," katanya.
Helikopter MI 17 terbatas membawa muatan dengan jumlah banyak sementara yang diutamakan untuk dirawat korban yang terkena musibah.
"Kalau hanya korban dan satu keluarga saja yang menemani kemungkinan bisa dibawa tetapi keluarganya banyak yang ingin ikut," urainya.
Sementara itu faktor cuaca dan keterbatasan Avtur di lokasi bencana menjadi kendala untuk membawa keluar korban dari Sikakap.
"Cuaca saat ini tidak bisa ditebak karena di lokasi bencana cuacanya sangat buruk sehingga helikopter tidak bisa melakukan penerbangan," urainya.
Ia menyebutkan bahwa Helikopter milik TNI Angkatan Udara saat ini masih berada di Mantawai akibat avtur tidak ada untuk terbang.
"Kita berharap cuaca tidak menjadi kendala dalam melakukan evakuasi korban yang akan dibawa ke daerah ini," katanya.
Gubernur Bengkulu, Agusrin M Najjamudin, mengiformasikan belum dilakukannya evakuasi kesehatan korban tsunami Mentawai berikutnya karena helikopter MI 17 tidak mampu membawa semua keluarga korban.
"Satu korban keluarganya bisa mencapai 10 orang, jadi untuk dibawa ke Mukomuko, helikopter tidak mampu membawa semua keluarga korban itu sehingga sampai sekarang korban belum ada yang dirujuk di daerah ini," kata Agusrin, Senin (1/11/2010).
Ia mengatakan, masih banyak korban yang membutuhkan pertolongan di Sikakap tetapi keluarga korban tidak bisa melepaskan korban yang dibawa ke daerah ini.
"Saat kami berada di Sikakap, keluarga bersedia melepaskan korban tetapi semua keluarganya ingin ikut," katanya.
Helikopter MI 17 terbatas membawa muatan dengan jumlah banyak sementara yang diutamakan untuk dirawat korban yang terkena musibah.
"Kalau hanya korban dan satu keluarga saja yang menemani kemungkinan bisa dibawa tetapi keluarganya banyak yang ingin ikut," urainya.
Sementara itu faktor cuaca dan keterbatasan Avtur di lokasi bencana menjadi kendala untuk membawa keluar korban dari Sikakap.
"Cuaca saat ini tidak bisa ditebak karena di lokasi bencana cuacanya sangat buruk sehingga helikopter tidak bisa melakukan penerbangan," urainya.
Ia menyebutkan bahwa Helikopter milik TNI Angkatan Udara saat ini masih berada di Mantawai akibat avtur tidak ada untuk terbang.
"Kita berharap cuaca tidak menjadi kendala dalam melakukan evakuasi korban yang akan dibawa ke daerah ini," katanya.